Posts Tagged ‘poco-poco

26
Mar
08

“Drilling Company”

drillingcompany_inul.jpgSEORANG teman terkekeh-kekeh ketika menerima pesan pendek (SMS) dari rekannya. Isinya singkat: Trhtng 7 Aprl saya tdk lg di Jkt. Pindah krj ke ID.Co (Inul Drilling Company). Guyon, tentu saja. Tapi canda lewat SMS itu diterimanya ketika teman saya tadi sedang suntuk memeloti pergerakan bursa saham

Masalahnya, Halliburton, jaringan bisnis pengeboran dan kontraktor, ternyata mendapatkan megaproyek untuk merehabilitasi kehancuran Irak, mulai dari pemadaman ladang-ladang minyak dan membuka ladang baru sampai pemulihan infrastruktur yang remuk redam akibat perang.

Amerika sendiri sudah mencanangkan 600 juta dolar (kalikan Rp 9.000, berapa trilyun, tuh!) untuk membangun jalan-jalan, rumah sakit, sekolah dan proyek-proyek penting lainnya di Irak. Kok bisa? Perang berlum selesai para kontraktor sudah berebut proyek.

“Itulah oke-nya Amerika. Negara yang mengaku paling demokratis namun memaksakan kehendak kepada negara lain itu, ternyata juga tak kalis dari KKN, korupsi, kolusi dan nepotisme. Halliburton itu misalnya, adalah milik Dick Cheney, Wakil Presiden AS!” gerutu teman saya tadi.

Terbukti, katanya lagi, penyerangan ke Irak tidak semata karena Saddam punya senjata pemusnah massal, melainkan karena ekonomi AS sedang kacau. Bush perlu minyak, dan Iraklah negeri pemilik salah satu cadangan terbesar minyak di bumi. Bush mau mengebor Irak untuk keuntungannya sendiri.

“Padahal, kalau cuma mau mengebor sih, kita punya bor yang pasti tak akan menyebabkan pertumpahan darah. Inul!” katanya ngakak. Dan terbukti, Inul menghipnotis ribuan penonton di Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta 2 April lalu, ketika membuka Las “Asereje” Ketchup.

Ya, kiprah Inul yang melejit sepanjang Maret lalu, tiba-tiba terlindas gemuruh berita perang. Padahal, penampilan satu panggungnya dengan tiga cewek Spanyol itu –di Jakarta 2 April dan di Surabaya 9 April– merupakan debut baru penyanyi yang ‘pengeboran’nya lebih hot ketimbang suaranya itu.

Baik Ketchup maupun Inul sama-sama menjalarkan trend baru dalam dunia musik, tidak hanya di negaranya masing-masing melainkan di jagat musik dunia. Ketchup dan Inul sama-sama berangkat dari penyanyi biasa yang mendadak terkenal ke seantero penjuru dunia.

Bedanya, Las Ketchup sudah menelurkan album dan laris bak kacang goreng, sementara Inul belum pernah. Yang terjadi, Inul telah membuat kaya raya para pembajak dan saudagar VCD bajakan yang mengedarkan rekaman penampilan panggungnya. Toh, VCD bajakan itu pula yang melontarkan inul ke panggung selebiriti berkelas, kini. Tak hanya di tanah air, tapi di penjuru dunia.

Tentang Inul, misalnya, Time, majalah terkemuka bertiras global, menurunkan liputan khusus yang luar biasa bagus, terutama bagi para penyanyi dan komunitas dangdut di negeri ini. Inul disebutnya sebagai idola baru yang sedang memanaskan arena budaya (musik) pop Indonesia.

Untuk membuat laporan itu, reporter Time menguntit perjalanan manggung Inul ke berbagai tempat, termasuk ke Pelaihari. Saat itulah Inul banyak curhat kepada sang reporter. Misalnya, mengapa kaum agamawan itu beraninya hanya sama dia, sementara soal korupsi seperti dibiarkan begitu saja.

Awal Februari, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan pernyataan mengecam tarian dan mencekal Inul melakukan show. Sebab sesuai Fatwa MUI Juli 2002, apa yang dilakukan Inul termasuk aksi pornografi. Penampilan Inul dianggap tidak mendidik dan membahayakan moral generasi bangsa.

Kabar tak kalah heboh kembali dialami Inul saat salah satu media memuat foto dan memberitakan suami Presiden Megawati Sukarnoputri, Taufik Kiemas tengah memeluk Inul seusai keduanya mengisi acara televisi.

“Mengapa mereka begitu peduli padaku, sedangkan VCD porno dan pelacuran marak di jalan‑jalan. Mereka memilih aku karena aku sasaran yang mudah,” ujarnya. Pada laporan itu pula Time membandingkan Inul dengan Eminem yang tak peduli apa pun kata orang.

Time menyimpulkan, Inul telah menjembatani kebebasan berekspresi yang lahir bersama munculnya era reformasi, dengan moral masyarakat yang tertutup dan munafik. Dia satu dan satu‑satunya yang bisa bertahan dalam persaingan keras industri musik Indonesia. Dia adalah sosok yang sebenarnya diinginkan banyak orang, namun orang-orang itu malu mengakuinya secara terus terang, tulis majalah itu.

Dan, banyak di antara kita seringkali masih berperilaku seperti itu. Munafik. Menyatakan tidak, padahal iya. Menyatakan benci, padahal senang setengah mati. Inul, mungkin satu di antara sedikit orang yang berusaha tampil apa adanya.

Bahwa kemudian muncul berbagai tanggapan, kecaman, pujian, bahkan sampai rekomendasi agar para ulama menerbitkan ‘fatwa haram’ itu lain soal. Toh di kalangan para ulama pun tampak pandangan yang berbeda ketika melihat Inul.

gus-mus-inul.jpgKH Mustofa Bisri, misalnya, terang-terangan melawan arus dengan memamerkan lukisan karyanya tentang Inul, justru di mesjid besar Surabaya. KH Zaini A Ghoni, malah mengangkat wanita muda itu sebagai anak angkat, sekaligus mendoakannya agar Inul tetap sabar. Langkah kontroversi dua ulama kharismatik ini pula yang diam-diam mengangkat Inul ke panggung perbincangan global bernuansa politik dan budaya.

Sayang, memang, ‘diskusi’ publik mengenai fenomena Inul dengan ngebornya, terlindas hiruk pikuk berita penyerbuan Amerika ke Irak, yang ujung-ujungnya sih ingin merebut ladang minyak Irak dan mengebor sendiri demi kepentingan ekonomi Amerika. Dasar!

* Bandung, 070403

 

 

inul2_jpg.jpg

Mereka Menatap Inul

The Straits Times
[19/3/2003]
Inul Daratista yang jadi objek lukisan KH Mustofa Bisri, menyebabkan ulama itu jadi sasaran kritik. Ulama nyentrik ini menganggap protes dan kritik itu sebagai hal wajar.
ABC Radio Australia News
[14/03/2003]
Inul jadi sorotan publik karena gaya panggungnya yang erotik. Ulama di beberapa provinsi mendesak pihak berwenang melarang Inul tampil di wilayahnya.
NEWS 24 ‑ South Africa
[05/03/2003]
Ulama karismatik di Kalimantan Selatan, KH Zaini Abdul Ghoni (Guru Sekumpul) mengundang Inul dan mendoakannya agar penyanyi itu kuat dan sabar menghadapi berbagai kecaman.
DAILY TIME ‑ Pakistan
[05/03/2003]
Inul Daratista yang dikecam oleh sejumlah ulama, justru diangkat sebagai anak oleh KH Abdul Ghoni, ulama besar di Martapura, Kalimantan Selatan.
BBC ‑ London
[06/03/2003]
Ulama besar Kalimantan, Zaini Abdul Ghoni mengakui Inul sebagai anak angkat dan mengundangnya untuk mengikuti pengajian-pengajian di pesantren Sekumpul, Martapura, pimpinan kiai itu.
South China Morning Post
[25/02/2003]
Inul adalah gadis dusun yang melesat bagai roket, perjalanan karirnya mirip Jennifer Lopez yang secara tiba-tiba menuju puncak ketenaran.



Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031