Posts Tagged ‘india

02
Mar
08

Ramon

ilan_ramon.jpg

ILAN Ramon tersenyum lebar di dalam kabin penerbangan tiruan pesawat ulang-alik di tempat pelatihan di Houston Texas. Di sebelahnya Itzhak Mayo, rekan senegaranya, yang juga tengah mengikuti seleksi astoronot penerbangan ulang-alik. Mereka adalah dua di antara sedikit orang dari ribuan peserta seleksi calon astronot.

Adegan itu direkam 16 Juli 1998, tepat setahun setelah Ramon dinyatakan lulus sebagai calon astronot pesawat ulang-alik, 16 Juli 1997. Di antara dua tentara Yahudi itu, Ramon lulus dan jadi salah satu awak pesawat ulang-alik Columbia.

Bersama enam awak lainnya, Ramon bertolak menunuju angkasa luar pada 16 Januari 2003, dalam misi yang dijadwalkan berlangsung selama 16 hari (waktu bumi). Tapi, seperti yang kita saksikan bersama, pesawat itu terbakar dan meledak jadi serpihan-serpihan kecil, 16 menit sebelum mendarat.

Ilan Ramon (48) adalah kolonel Angkatan Udara Israel dan astronot pertama Israel yang tewas dalam ledakan Columbia, Sabtu (1/2/2003). Pada tahun 1981 ia dikenal sebagai salah satu penerbang tempur termuda yang dikirimkan Israel dalam misi pengeboman atas wilayah Ossirak di Irak.

Dalam latar belakang riwayat hidupnya yang dipublikasikan CNN Ramon disebutkan ikut pertempuran Yom Kippur tahun 1973 dan penyerbuan Lebanon tahun 1982. Kepergiannya ke Amerika untuk memasuki dinas astronot memperoleh dukungan kuat negaranya.

Ia jadi kebanggaan bangsa Yahudi, di tengah situasi yang kini memanas di Teluk menyusul perseteruan yang tak pernah habis antara Israel-Palestina, dan kini dalam bayang-bayang perang AS- Irak, di mana Israel menjadi sekutu utama yang paling dekat.

Sehari sebelum Columbia mengangkasa, media Israel menyiarkan secara lengkap riwayat hiudup Ramon. Dua pekan kemudian, warga Israel tersentak oleh kejutan di ujung lengkung atmosfer di atas Texas. Columbia celaka sebelum dijadwalkan mendarat di Pusat Antariksa Kennedy, Florida, pukul 09:16 waktu setempat.

Menurut NASA, pesawat itu hilang dari layar radar pukul 09:00 waktu setempat, Sabtu, saat melewati Dallas, Texas. Pesawat itu diperkirakan sudah pecah berantakan di ketinggian di atas bumi, dan jatuh sebagai hujan logam yang tercurah dalam radius ratusan kilometer.

Ada tujuh astoronot Columbia yang tewas bersama hancurnya pesawat ulang-alik itu. Namun Ilan Ramon lah yang paling banyak disebut pada berita-berita pertama mengenai insiden itu. “Mengerikan. Ada apa ini? Kenapa berita‑berita itu terus menyebut orang Israel itu, padahal ada enam astronot lain dalam pesawat itu,” kata seorang warga Queens, New York, sebagaiman dikutip media setempat.

Ya, mengapa? Apa karena Ramon adalah orang Yahudi pertama yang jadi astronot? Atau, ia sengaja disimbolkan oleh media Amerika –yang sebagian besar dikuasai jaringan Yahudi– untuk mencitrakan Israel yang kini sedang disorot karena kebijakannya menggasak habis Palestina tanpa peduli tata-krama internasional. Entahlah.

Yang jelas, di antara para astronot itu ada dua yang tak kalah istimewa dibanding Ramon. Mereka adalah Laurel Clark dan Kalpana Chawla, keduanya wanita. Tentu saja emosi publik akan lebih tergugah jika fokus peliputan diberikan kepada mereka, tentu tanpa mengesampingkan peran lima pria yang –ujung-ujungnya sih– sama-sama jadi debu di atas gurun pasir Texas.

Chawla, misalnya, juga jadi istimewa karena dia bukanlah asli urang Amrik. Wanita berusia 41 tahun ini kelahiran Karnal India, dan –seperti Ramon– jadi kebanggan negara itu meski yang bersangkutan sudah pindah jadi warga negara Amerika.

Chawla merupakan wanita pertama yang diterima di Perguruan Tinggi Keahlian Teknik Punjab, India. Tahun 1980‑an ia berangkat ke AS, dan memperoleh gelar doktor di bidang aeronautika dan bergabung dengan Badan Antariksa AS (NASA) pada 1988.

Ia terpilih jadi astronot pada 1994 setelah menjalani pelatihan dan evaluasi. Tiga tahun kemudian, ia mencapai mimpinya ketika terbang dengan pesawat ulang‑alik STS‑87. Chawla adalah wanita keturunan India pertama yang pernah pergi ke angkasa luar dengan Columbia. Penerbangan kali ini merupakan ekspedisinya yang kedua di angkasa luar.

Artinya, perempuan ini jauh lebih berpengalaman ketimbang Ramon. Ia sudah mengantongi ribuan jam terbang ke angkasa luar dalam misi sebelumnya. Tak heran jika majalah India Today menempatkan dia di sampul edisi khusus mengenai kemakmuran India, dengan tulisan “Buatlah Kami Bangga” untuk mengiringi kepergiannya.

Di kampung halaman Chawla, di negara bagian Haryana di India Utara, ratusan orang berkumpul untuk menonton siaran langsung kembalinya Columbia. Mereka tengah bersiap meledakkan pesta merayakan pendaratan pesawat ulang‑alik tersebut ketika mendengar malapetaka itu.

Hampir seluruh saluran berita India mengarahkan langsung ke tempat bencana di Texas ketika berita (mengenai hancurnya pesawat ulang‑alik Columbia) sampai di India Sabtu malam. Stasiun‑stasiun televisi itu mengulang lagi sketsa biografis yang menunjukkan kemunculan Chawla dari satu keluarga kelas menengah yang sederhana di satu kota kecil India menjadi anggota program angkasa luar elit Amerika. Meski berujung pada kematian.

Tapi, itu tadi, ketika pesawat itu ternyata menemui bencana, malah Ilan Ramon yang dielu-elu para pemberita di Amerika. Ramon terpilih sebagai astronot Columbia tahun 1997. Dalam misi 16 hari yang berujung ledakan itu, di samping tugasnya “cuma” sebagai awak penumpang dia membawa tugas tambahan dari Pusat Studi Antariksa Israel, yakni mengoperasikan sejumlah kamera supercanggih milik Israel.

Katanya sih, untuk merekam partikel-partikel pasir di atmosfir, sebagai bagian dari penelitian Israel terhadap kontaminasi debu gurun di pada atmosfir bumi. Tapi siapa bisa menjamin kebenaran penelitiannya itu? Siapa tahu Israel dan Amerika memang memotret lokasi-lokasi strategis di kawasan Teluk untuk kepentingan perang mereka.

Siapa pula bisa menjamin bahwa pesawat itu memang diledakkan untuk menutup kesaksian dari orang-orang yang sesungguhnya telah mengerjakan pekerjaan lain di luar misi yang sebenarnya? Bukankah segala kemungkinan bisa terjadi untuk menegakkan ambisi sekelompok orang, apalagi kelompok ini sadar betul pada kekuatan dan kekuasaan yang dimilikinya.

Sayang Ramon tak akan pernah bisa ditanyai lagi.***

Bandung, 030203




Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031